
Gambar. Databoks
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik, tampak bahwa dinamika kewirausahaan di Indonesia mencerminkan peran pendidikan dalam sektor ekonomi mikro. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas pelaku usaha berasal dari kelompok dengan latar belakang pendidikan dasar, yaitu jenjang SD dan kelompok “tidak tamat SD”. Hal ini mengindikasikan bahwa kewirausahaan di Indonesia tidak sepenuhnya bergantung pada tingkat pendidikan formal yang tinggi, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, motivasi individu, dan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Dominasi wirausahawan dengan pendidikan dasar sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tambunan (2021), yang menyoroti bahwa keterampilan non-formal seperti kreativitas dan daya juang dapat mengatasi keterbatasan dalam pendidikan formal. Selain itu, laporan Global Entrepreneurship Monitor (2022) juga menunjukkan bahwa semangat kewirausahaan berkembang di berbagai lapisan masyarakat tanpa memandang tingkat pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa wirausaha mikro di Indonesia berkembang lebih sebagai kebutuhan ekonomi daripada pilihan karier berbasis pendidikan formal.
Data juga menunjukkan bahwa kelompok berpendidikan menengah, seperti lulusan SMP dan SMA, memiliki kontribusi yang cukup signifikan dalam kewirausahaan. Pendidikan menengah memberikan pemahaman dasar mengenai manajemen dan strategi usaha, yang berperan dalam meningkatkan daya saing bisnis mikro dan kecil. Namun, tantangan seperti keterbatasan akses permodalan dan kurangnya inovasi sering kali menjadi penghambat pertumbuhan usaha. Kementerianenteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (2020) menyoroti pentingnya sinergi antara pendidikan dan dunia usaha untuk menciptakan inovasi yang berkelanjutan.
Mayoritas pelaku usaha di Indonesia menjalankan bisnisnya secara mandiri atau “berusaha sendiri”. Ini mengindikasikan bahwa sebagian besar wirausahawan masih beroperasi dalam skala mikro dengan keterbatasan dalam sumber daya manusia dan modal. Dukungan terhadap usaha mikro menjadi sangat penting untuk membantu mereka bertahan dan berkembang. World Bank (2021) menekankan bahwa program formalisasi dan pelatihan kewirausahaan dapat meningkatkan produktivitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Di sisi lain, rendahnya jumlah pelaku usaha yang memiliki buruh tetap menunjukkan bahwa pertumbuhan bisnis masih terhambat oleh keterbatasan permodalan. Pelatihan dan pendampingan manajerial, seperti yang disoroti oleh Kartikaningrum (2020), dapat membantu pelaku usaha untuk meningkatkan efisiensi bisnis mereka. Dengan akses terhadap sumber daya yang lebih baik, wirausaha mikro memiliki potensi untuk bertransformasi menjadi bisnis yang lebih besar dan berkelanjutan.
Sementara itu, meskipun jumlah wirausahawan dari kelompok pendidikan tinggi masih tergolong kecil, mereka memiliki potensi besar dalam menciptakan inovasi berbasis teknologi. Pendidikan tinggi memberikan akses ke penelitian dan pengembangan strategi bisnis yang lebih maju. penelitian oleh Bima et al. (2022) dalam penelitian tentang transformasi UMKM menunjukkan bahwa inovasi dan digitalisasi merupakan faktor utama dalam meningkatkan daya saing bisnis kecil di era modern.
Secara keseluruhan, analisis ini menegaskan perlunya strategi komprehensif untuk meningkatkan kapabilitas pelaku usaha di Indonesia. Peningkatan akses terhadap pendidikan kewirausahaan, pelatihan bisnis, serta pendampingan dalam proses formalitas usaha menjadi sangat penting. Dengan kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, ekosistem kewirausahaan dapat dikembangkan lebih baik untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Referensi:
- Global Entrepreneurship Monitor (2022). Global Report 2022. Retrieved from https://www.gemconsortium.org/report.
- Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia. (2020). Sinergi Pendidikan Tinggi dan Inovasi Usaha di Indonesia. Jurnal Inovasi dan Teknologi, 12(1), 98-112.
- Kartikaningrum, L. (2020). Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan terhadap Perilaku Kewirausahaan, Motivasi Usaha, dan Orientasi Kewirausahaan. Repositori Universitas Brawijaya. Retrieved from https://repository.ub.ac.id/id/eprint/195273/1/Lina%20Kartikaningrum.pdf.
- Bima, A., et al. (2022). Transformasi UMKM Kajoetangan Heritage. Jurnal Sosmaniora. Retrieved from https://journal.literasisains.id/index.php/sosmaniora/article/download/4149/1768/18447.
- Tambunan, T.H. (2021). UMKM di Indonesia: Perkembangan, Kendala, dan Tantangan. Prenada Media. Retrieved from https://books.google.com/books/about/UMKM_Di_INDONESIA.html?id=P2_nzgEACAAJ.
- World Bank (2021). Entrepreneurship and Economic Growth. Retrieved from https://www.worldbank.org/en/topic/competitiveness.
Tinggalkan Balasan